Sunday, November 11, 2012

Memoir Tarbiyyah di Bumi China

Bismillah.

Lisaanul haal afshaahu min lisaanil maqool.
Bicara dengan kenyataan lebih dasyat pengaruhnya daripada sekadar untaiaan kata-kata. 

Begitu banyak kenangan ternyata.

Berbulan-bulan aku mensipnosiskan memoir tarbiyyah ketika berjaulah di bumi china. Kemanapun aku berjalan, turun naik mobil awam, aku mencatat hampir seluruh memori yang tertangkap. Sekurangnya aku tahu, bila mana aku melemah, aku masih ada sesuatu yang menguatkan. 

Subhanallah. Bagaimana picisan memori jaulah tidak kristalis tapi sebaliknya ia menjadi tarbiyyah yang melimpah? Uniknya Tuhan menciptakan tarbiyah berbentuk kenangan. 

Di hari pertama 150912, Tuhan temukan aku dengan figur-figur yang hampir sempurna qudwahnya di beijing. Pakainya, tutur katanya, perilakunya, layanannya, cukup sempurna. Tingkah laku mereka saja sudah menembus hati aku dan teman sejaulah, belum lagi mereka membuka mulut untuk berbicara yang semestinya perkataan penuh hikmah dikeluarkan. 

Sehingga terdetik di hati aku, 'Tuhan, jadikan lah aku seperti mereka'.

Alhamdulillah, tarbiyyah Allah. Tidaklah sempurna sebenarnya figuritas murabbi yang kita terlalu kagum-kagum, yang banyak kita sanjung, yang lebih kita agungkan. Murabbi kita jugak banyak cacat celanya, kekurangan sana sini. Bagaimana lelahnya dia berusaha keras untuk punya qudwah hasanah yang kita sebut-sebut, Tuhan lebih tahu dan malaikat mencatat. Pesan seorang kakak, 'Jangan ada ingin untuk jadi seperti akak, tapi letaklah mahu untuk punya karakter seperti Rasulullah. Melihat pada manusia biasa, sering ada bahagian tertentu buat kita kecewa, hampa.'

Tetap ada satu dari sosok akhawatfillah yang menjadi inspirasi aku.

---

Hari-hari aku berjalan ditemani akhawat, kelihatan pada wajah dan tindak tanduk, kematangan mereka berurusan. Aku tersedar, betapa selama ini aku dimanja-manjakan, tidak tahu erti bersusah. Kematangan tidak akan menumbuh pada tanaman yang dibaja dengan kemanjaan terlalu. Skrip jaulah ini secara serius buat aku terfikir asbab Tuhan mencampakkan aku-kita di luar negara. Setiap negara itu ada biahnya, ada tarbiyyah tersendiri. Biah yang melatih kematangan jiwa dan tarbiyyah yang menyucikan ruhi. 

Bumi china punya nikmat tarbiyyah yang amat luar biasa.

Setiap kali aku berjalan di deretan kedai tepi jalanan, berbondong-bondong tarbiyyah aku peroleh. Melihat karenah orang china, mimik muka mereka, layanan mereka, benar-benar menguji. Umar r.a pernah menyebut, Rasulullah bersabda, " Seorang mukmin yang bergaul dengan orang ramai dan bersabar di atas kesakitan yang timbul akibat pergaulan itu, adalah lebih baik daripada seorang mukmin yang tidak bercampur gaul dengan orang ramai dan tidak sabar di atas kesakitan akibat pergaulan itu."

Bukanlah Allah mentakdirkan sesuatu itu sia-sia bagi hambaNya, melainkan untuk mengisi tarbiyyah ke dalam jiwanya.

---

Akhawatfillah di china-sungguh pertemuan kita mungkin terpisah oleh bentangan laut, hamparan gunung dan hutan, tapi imanilah bahawa hati-hati ahlu tha'ah itu sering bertemu dengan keterikatan doa dan sentiasa bersama memburu amal untuk mencari keredhaan Tuhan setiap waktu.

Semoga kita bisa bertemu dalam reunion cinta di syurga nanti.

Terakhir-sipnosis yang cuma 1/16 dari skrip jaulah terkumpul. Sungguh, aku mahu tuang semua kisah di bumi china, supaya yang membaca  dapat menghirup tarbiyyah yang sama seperti aku terima. InshaAllah, InshaAllah, doakan Tuhan beri aku kemudahan dalam mencurah bahasa hati kepada bentuk tulisan yang indah. 

al-faqir ilallah,
syafamohamed.



2 comments:

Ieyqa Adam said...

syafa, salam rindu dari sini. moga Allah jaga awak di sana.

insyaAllah jumpa lgi nanti :)

Anonymous said...

kak syafa.saya tunggu cerita seterusnya, (= nak juga kutip tarbiyyah itu ^^